Sumber: |
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Maka dari itu manusia saling membutuhkan satu sama lain agar dapat menjalani kehidupan ini menjadi lebih baik dan juga lebih stabil jika hidup bersama dengan manusia lainnya. Dengan begitu, manusia akan saling membantu sehingga akan membuat suatu ikatan yang dapat membuat manusia menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Akan tetapi setiap hal tidak ada yang sempurna, dalam kerjasama antara manusia dengan manusia tidak selalu berjalan dengan baik dan tidak selalu terjadi seperti apa yang tidak diinginkan. Selain menciptakan suatu kerjasama, suatu ikatan dari setiap manusia akan selalu memiliki sebuah pertentangan sosial/konflik sosial.
Menurut Stoner dan Freeman, Pertentangan sosial/konflik sosial itu terbagi menjadi dua yaitu:
- Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
- Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.
Pertentangan sosial bisa disebabkan karena beberapa hal, antara lain yaitu:
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah unik. Dengan keunikan inilah akan menciptakan perndirian yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan pendirian inilah yang bisa menjadi pertentangan sosial yang membuat setiap orang akan menjadi bertentangan. Misalnya, pada saat belajar setiap orang tidak semua bisa belajar dengan tenang tetapi ada juga yang bisa belajar saat orang lain berisik.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan kebudayaan juga bisa memicu pertentangan. Biasanya karena masalah perbedaan budaya seseorang dapat menjadi berkelahi satu sama lain. Hal ini disebabkan karena terkadang setiap orang selalu menganggap bahwa kebudayaannyalah yang lebih baik dari orang lain sehingga akan menimbulkan suatu pertentangan sosial.
- Perbedaan kepentingan antara kelompok dan individu
Biasanya, kepentingan suatu kelompok tidak selalu berbanding lurus dengan kepentingan setiap individu di dalam kelompoknya. Dan hal ini bisa menjadi pemicu yang membuat pertentangan di dalam kelompok menjadi terjadi karena disebabkan oleh individu yang memiliki kepentingan yang berbeda dengan kelompoknya.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan nilai-nilai ini bisa menjadi sebuah pertentangan sosial. Yang dimaksud dengan perubahan nilai adalah suatu perubahan yang terjadi secara bertahap yang lama kelamaan dapat membuat suatu kebiasaan itu berubah. Tetapi, perubahan nilai secara mendadak dapat menimbulkan beberapa masalah sosial. Contohnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami sebuah proses industrialisasi yang mendadak akan menimbulkan sebuah konflik sosial sebab nilai-nilai tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat akan berubah menjadi nilai-nilai industri. Hal ini akan memicu pertentangan sosial di dalam masyarakat pedesaan.
Menurut Dahrendorf, konflik/pertentangan dibedakan menjadi 6 macam yaitu :
- Konflik/pertentangan antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
- Konflik/pertentangan antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
- Konflik/pertentangan kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
- Konflik/pertentangan antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
- Konflik/pertentangan antar atau tidak antar agama
- Konflik/pertentangan antar politik.
- Konflik/pertentangan individu dengan kelompok.
Dan dengan terjadinya pertentangan akan mengakibatkan beberapa hal yaitu:
- meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
- keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
- perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
- kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
- dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Post a Comment