Sore itu, Rhoma terlihat sangat stylish dengan kemeja lengan panjang ketat motif dora explorer dan celana cutbray bagian bawah mengembang bagai rok Little Missy. Saat Rhoma membuka rantai gembok di roda sepeda jengki nya, mendadak Ani muncul sambil menuntun harimau.

     "Aniii???" Kaget Rhoma, suara khas.

     "Rhoma, ohhh.. Kenafa Rhoma? Eike abis jalan jalan sore, liat deh peliharaanku, cadas kan Rhom?" Ani memamerkan harimau yang dipakein baju seperti Vicky si gadis robot serial TVRI doeloe.
                               

     "Ani, tadinya kukira kau gadis lain di kampung, tadinya kukira kau sebuah pribadi.. Tapi rupanya kau tak lebih seperti gambaran gadis kampung, kau seperti tarzan betina dan kau mudah didapat di sembarang jalan baik jalur selatan maupun pantura bahkan jalan tol"

     Ani mendelik, "maksud yey apa Rhom? Eike memang gadis kampung tapi eike bukan sopir truk, tapi yey? Yey sudah jadi penyanyi tapi tetap kampungan! Liat celana yey, amit-amit jabang bebong!"

     Rhoma menggeleng, "kau pereu yang lemah, pereu yang tidak bisa menentukan sikapnya sendiri bowk! Tentunya kau tau bukan, apa yang kucapai selama ini demi kau Ani, demi kita berdua, tapi semua ini kau khianati, kau hancurkan!"

     "Rhomaaaaaaaa..." Ani menjerit sambil menjambak rambut sendiri.

     "Stop Ani! Belum, belum saatnya kau menjambak rambut sendiri, itu scene akhir" Protes Rhoma.

     "Ups! Kecepetan ya? Oke Rhom, cuuuss ah dilanjut cyinnn" Ani tersipu, saking excited nya jadi kecepetan dialog.

     "Tapi Rhoma, semua ini kulakukan karna..."

     "Karna kau tidak mencintai aku lagi? Karena kau lebih memilih pria lain?"

     "Bukan begitsyu Rhoma, suer ewer ewer!"

     "Atau kau memang dengan sengaja membuatku menderita yes nek?"

     "Tidak Rhoma.." Bibir Ani bergetar dahsyat seperti abis makan mie ayam dengan sambal 12 sendok.

     "Cukup Ani, aku sudah tau kau selalu membahas gaya bajuku, rambutku dan cara bicaraku dengan teman-temanmu,iya kan? Ngaku ga lo?"

     "Rhomaaaaaa..." Ani mewek.

     "Ape manggil-manggil?"

     Lalu Rhoma melanjutkan, "Tak perlu kau kemukakan seribu satu alasan,aku sudah tau kau telah menjual gitar tanpa senar ku yang biasa aku pakai hanya demi membeli bedak Doris, demi mempercantik wajah palsumu itu, ngaku ga lo?"

     "Rhomaaaaa..."
                     

     "Rupanya dibalik kecantikan dan kelembutanmu yang selama ini aku kagumi, ternyata kau gadis klepto! Setelah kau jual gitar tua tanpa senar itu, kau juga mencuri jaketku, kau jual kemana? Laku berapa Ani? Tinggal bersamamu lama-lama semua barang di kos ku abis ludes kau embat!"

     "Rhomaaaaa... " Ani keabisan jatah dialog soalnya Rhoma kayak emak-emak kehilangan daster kalau dah nyerocos.

     "Selama kau balik kampung, kau tak setia! Pantas kau tak pernah membalas surat suratku!"

     "Tintaaaaa! Yey sendiri tinta pernah membalas surat-surat eke deh Rhom! Plis deh jangan ngeles, cepek dech eike!"

     "Bokis deh! Kau yang tidak pernah membalas surat-suratku! Eh jangan-jangan salah alamat yes An? Hkhkhkhk lolz"

     "Kagak sih Rhom, abis yey nyebelin, kirim surat kagak ada prangkonya, males kan eke tiap terima surat eh disuruh bayar prangkonya hkhkhkhhk lolz"

     "Masak sih An? Serius? Hehehehe aku sengaja abis bokek!"

     "Wew! Dasar kampret!" Dengus Ani, ada rasa lega melihat Rhoma tertawa.

     "Ani, tapi buktinya kau telah melupakan aku" ehhh mulai lagi bang Rhoma ngajak brantem deh, dasar angot-angotan nih lekong dangdut!

     "Rhoma, kau boleh menyalahkan eike tapi eike bisa membuktikan ketidak setiaan yey" Ani tersenyum, maklum punya barang bukti.

    "Apa itu Ani?" Deg-degan Rhoma.

    "Setelah yey menjadi penyanyi ternama, yey lupa diri Rhoma.. Yey terlena dalam pelukan Santi!"

     Wajah Rhoma yang tegang berubah mengendur, dalam hati Rhoma "Untung Ani tau nya Santi, kalo tau aku ada apa-apa dengan mas Santo? Ancur dah reputasiku!"

     "Kenafa Rhoma? Kaget? Dasar lekong kacang rebus, abis dikupas eh dibuang kulitnya!"

     "Ya elah Aniiii, ribet amat? Kacang lupa kulitnya keleuuuus" Ketiwi Rhoma akhirnya. "Santi??" Rhoma pasang ekspresi inosen.

     "Iyes! Dan eke melihat dengan mata kepala dan mata kaki sendiri malam jumat kliwon tanggal 6 bulan 9 jam 6 lebih 9 menit yey dengan Santi di studio 69!"

     "Huapaaa? Semua serba '69'? Semudah itu kau menuduhku? Oh aku baru ingat, malam itu saat kau melihat adegan itu tentu kau telah membuat perkiraan-perkiraan sendiri yang salah.."

     "Ya, eke salah karena perkiraan itu adalah hitungan weton dan tanggal lahirmu, dan juga zodiak beserta perkiraan jam berapa kamu bangun, makanan kesukaanmu, ukuran sempakmu dan..."

     "Stop Ani! Pusing aku dengernya! Waktu itu kau pulang dan memutuskan untuk kewong dengan orang lain yes? Padahal kalau kau tau aku malam jumat kliwon itu sedang gelisah memikirkanmu, aku takut kau berubah jadi babi ngepet dan dikejar warga"

     "Sialan yey Rhoma! Itu yey yang banyak bulunya keleus ah!" Hardik Ani.

     "Karena aku gelisah aku jadi marah-marah ke Santi, lalu Santi merajuk dan terpaksa aku harus membujuknya untuk rekaman. Eh ingat kau Ani lagu 'malam terakhir'? Itu lagu yang aku rekam dengan Santi, itu lagu kita yes, inget pas nyanyi di sawah malam-malam sebelum aku hijrah ke Jakarta?"

     Ani garuk-garuk kepala ga ingat, sampai susuk pakunya ambrol. Buru-buru Ani memungut dan menancakan kembali ke ubun-ubunnya. Ani senyum kikuk, Rhoma mendelik sambil istifar liat kelakukan Ani.
                       

     "Cukup Rhoma, tapi..."

     "Tapi apalagi?? Kau mau bilang sudah jual juga celana cutbray ku?"

     "Tintaaaa Rhoma!" Ani terisak, sungguh akting yang lebay.

     "Rupanya ingin sekali kau agar aku menyaksikan bagaimana bahagianya kau bersanding dengan lekong pilihanmu, sang insinyur itu..."

     "Tintaaaa Rhoma! Insinyur itu sekong dendong!" Jerit Ani.

     "Huapaaaa? Sekong dendong?"

     "Ho-oh!"

     "Tintaaaaaa mungkin!upss! Tidak mungkin! Kau sengaja ingin sekali mencabik hatiku dihadapan orang banyak, bukankah untuk itu kau kirimkan surat undangan?"

     Dari arah warung rokok, terdengarlah lagu Poppy Mercury berjudul 'Surat Undangan'.

    "Rhoma... Itu undangan perkewongan Anita Ular Betina, bukan Ani eike bowk!" Suara Ani terdengar parau.

     "Bohong! Baiklah Ani kalau kau ingin aku datang pada pesta perkawinanmu, walau dengan kehancuran hati.. Selamat"

     "Rhomaaaaaaaaaaa...!! Jangan tinggalin eike, plis Rhoma! Eike mohon!!" Ani memeluk Rhoma.

     "Lepaskan Ani! Kita sudah done mulai sekarang, tolong lepaskan aku"

     "Tinta Rhoma! Yey harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kita lakukan berdua, hikshikshiks"

     Rhoma mengernyitkan dahi, alisnya sampai membentuk celurit.

     "Ani, apa maksudmu? Kau.. Kau.. Hamil??"

     "Enak aja! Emangnya yey udah gituan ama eike? Eike tauk yey belok Rhoma, yey dengan Santo saudara kembar Santi kan? Yang eike maksudkan yey harus bertanggung jawab adalah yey harus melunasi cicilan kompor gas, kulkas, kasur sampai panci! Ingat Rhoma, bang Ujang tukang kredit itu sewa debt collector nyari eike di kampung, padahal barang kreditan itu semua ada di kos yey, semua dipakai yey Rhoma!"

     "Baiklah kalau itu permintaanmu, tapi ingat Ani, jangan sekali-kali kau ceritakan soal Santo dan aku, janji?"

     "Oke Rhoma! Eike janji!, byeeeee Rhom!"

     Setelah Rhoma pergi, Ani pun pergi menuju ke warung gaul Teteh Greenpiss untuk menyantap puding Biawak yang sudah super hit di seantero Bogor.
*sumber foto google*
Labels:

Post a Comment

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.