Seperti rutinitas tiap pagi sebelumnya, Maria selalu senam SKJ diiringi lagu dangdut koplo didepan gubug derita nya sambil ngemil tahu bulat digoreng lima ratusan dan nenggak bandrek. Dengan memakai baju senam ketat loreng-loreng, legging polkadot dan kepala diiket tali plastik agar rambut kriwil slanker nan mengembangnya tidak berantakan,Maria tetap semangat walau terlahir sebagai cewek gelandangan sejak kecil. Ortu nya entah dimana, Maria tumbuh kembang dengan sendirinya, makan hasil dari jualan barang rongsok, sampai sekarang walau sudah diadopsi seorang gadun milyuner tuan Fernando De La Vega.
Bagi Maria, kebahagian bukan dari materi saja, kebahagian bukan dicari tapi diciptakan sendiri sekalipun tinggal di gubug, karena menciptakan kebahagiaan tidaklah mahal.
Beda dengan rekan se 'kasta' nya seperti Marimar maupun Rosalinda yang selalu ingin tampil glamour tidak peduli jadi pelakor atau simpenan bandar narkoba, asal bisa mengenyam hidup hedonisme dan sosialita.
Maria tidak seperti itu, tetap semangat 'ngerongsok', prinsipnya alon-alon asal kelakon gremet-gremet asal selamet seperti petuah Ustadzah Ummi Jubaedah guru ngaji nya.
                        

Ucluk-ucluk datang seorang wanita cantik seksi khas kaum jetset, menenteng tas mahal isi sayur mayur, pake sepatu roda,wajah penuh keangkuhan menghampiri Maria.

"Sreettttttt! Ciiiittt ... Ciiiiittt !!" Bunyi sepatu roda ban Radial di rem mendadak mirip suara ban truk Pantura ngerem.

"Heh, kamu yang namanya Maria?" Tanya si wanita itu dengan judesnya sambil mencopot kacamata segede tatakan gelas kopi, lalu tatapan matanya menyapu sekitar TKP dimana Maria tinggal.

Maria menghentikan kegiatan senam SKJ yang sudah digelutinya sejak kecil (kadang Maria buka les senam SKJ buat para bencong-bencong jalanan, uang bayaran disumbangkan ke panti sosial 'Rindu Dekapan Papa Muda', panti dimana cikal bakal waria digodok), lalu mematikan tape recorder usang produk 86, nyomot 2 tahu bulat dan langsung masukin ke mulut,lalu berjalan mendekat ke arah wanita itu.

"Benar, saya Maria La Del Barrio Soy, adinda apose yes?" Kata Maria sambil sedikit kesusahan bicara soalnya seret tenggorokan keganjel tahu bulat yang tidak alus dikunyah.

"Heeemm ... Sudah kuduga, kau hanya wanita rendahan, sampah dan mursida! Sudah gitu nama mu sangat kampungan, apa itu embel-embel La Del Barrio Soy? Hellaaaawwwww judul lagu keleus akh!" Ejek si wanita itu bikin Maria melongo tidak ngeh maksudnya.

"Maaf, sampeyan sapose mbakyu? Teko-teko ngomel, wis nenggak obat??"

"Kurang ajar! Aku? Aku adalah Soraya Montenegro De La Vega Montalban!! Kamu jangan melongO!!" Suara meninggi, mata melotot, mulut monyong monyong membentuk hurup 'O' besar.

"Kau harus sadar diri siapa dirimu Maria karena kamu gadis miskin yang bodOOO, dongOOOO, begOOOO !!" Lagi-lagi melengking diangkhiri hurup 'O' besar bentuk cucuknya, khas Soraya di telenovela deh.

"Jangan naif kamo yooo secara aku ini lebih tajir karena aku adalah Soraya MontenegrO ! Catet itu Yooo! Aku adalah kekasih dari Kakang Luis FernandO anak dari oom FernandO !! Camkan itu Yooo!"

"Plaaaak!!" Maria mendaratkan tamparan ke pipi ginak-ginuk Soraya tanpa perlu slow motion. "Wis Cukup! Dasar gemblung, kenthir! Kamu tidak berhak ngenyek aku! Kamu justru wanita bodoh tidak terpelajar, datang nesu-nesu, sekarang get out dari hadapanku!" Tangan maria nunjuk keatas, upss bulu keteknya terlihat, Soraya lihat sekilas, mau ngikik tapi jaim jadi ditahan, ntar dikira sudah tidak marah kali yes!

Soraya pegang pipi, mata melotot penuh kebencian membabi buta walau sebenernya babi yang Maria pelihara dibelakang gubug tidak buta.

"Sini tak kandhani, Jangan sekali-kali kamu rayu Kakang Luis Fernando hei wanita kumuh! Kamu akan menyesal! "

"Pergi! Aku tidak pernah merayu Aa Luis Fernando karena aku lebih mencintai kakek Fernando De La Vega! Upsss,keceplosan!"

Soraya mendelik,lalu tertawa bak durjanawati memperlihatkan deretan gigi-gigi taringnya yang berkilauan karena dilapisin pritilan-pritilan halus kapur barus dan ulekann porselen, perawatan gigi terbaru keleus yes?

"Ha ha ha ha ha .. Ternyata selain nista, kau pecinta gadun? Aku harus memberitahukan ke Kakang Luis Fernando De La Vega! Selamat tinggal wanita kumuh, cuiiihh! Catet namaku baik-baik, Soraya MontenegrOOOOO De La Vega montalban!!"

"Wuuuuussss...wuuuuuussss...!!
"

Lalu Soraya memacu sepatu rodanya dengan kecepatan 1 Km/menit sampai rok mini produk 80-an nya dedhel duwel rowak-rawek tersapu angin topan yang dia ciptakan sendiri karena laju sepatu rodanya melampaui batas maksimal.

"Sak karepmu Blay! Aku ora peduli sopo jenengmu!! Itu nama apa gerbong kereta sich yes,panjang amet!!" Umpat Maria.
           
rintul mana ya?

Maria lemas tubuhnya, menyesal sudah keceplosan cinta kakek Fernando De La Vega, padahal cinta yang Maria maksudkan adalah menyayangi kakek Fernando yang sudah baik hati mengangkat Maria sebagai cucu. Sebenarnya kakek Fernando mengadopsi Maria sebagai anak, tapi Maria kala itu protes dengan lugunya khas keluguan Zaskia 'eneng' Gotix didepan notaris saat pengangkatan Maria sebagai member klan De La Vega : "Kakek Fernando sudah tua, aku terlalu muda jadi anak, lebih baik jadi cucunya saja yes, plissss..."

Sejak stay dirumah mewah keluarga De La Vega, tante Victoria,istri kakek Fernando, sebel dengan Maria karena Maria bauk, urakan dan kelewat disayang kakek Fernando.
Maria teringat bagaimana tante Victoria mengintimidasi nya karena curiga bahwa Maria adalah pelakor yang coba merebut suaminya.
Untung kala itu, Charlotta sang pembokat usil ada dan membuat sebuah 'bentuk kejujuran aku' disaat Maria diserang tante Victoria.

"Nyonya, maaf, sebenarnya nyonya tidak pantas menuduh Maria dari tempat kumuh sejauh itu" Kata Charlotta dengan mata khas nya yang selalu melotot kebawah, kekanan kekiri dan cucuk meruncing.

"Apa maksud kamu Charlotta?" Tanya Victoria penasaran.

"Karena bukan Maria yang suka tuan Fernando, tapi saya yang suka"

"Huafaaaaaa??" Tweweweweeeeenggg... !! Mendadak sasakan Victoria konak keatas saking kagetnya.

"Ya, kenafa Nyonya Victoria De La Vega? Sekarang saya juga mau terus terang, saya sudah kerja lama disini, saya ingin gaji saya dinaikkan karena saya sudah memasak, bersih-bersih, benerin genteng, nambal plafon, ganti ban mobil nyonya, pegangin antena kalau tuan Luis Fernando nonton D'Academia tapi tivi nya goyang dan saya sering memijat tuan Fernando De La Vega penuh kenikmatan tanpa nyonya tau saat nyonya sedang antar jemput Fulgoso les vokal !"

"Sialan kamu Charlottta!!"

"Dan menurut tuan tetangga sebelah, goyang ranjang nutrisi jiwa saya lebih hot daripada goyang ranjang nyonya Victoria hahahaha" Charlotta tertawa sambil mengibas-ngibasin kemoceng yang selalu dia bawa.

Victoria terdiam, tangannya benerin sasakan yang makin konak tiap alami keadaan yang bikin shock, skandalnya dengan tuan Djogi Thakur tetangga sebelahnya ketauan Charlotta si pembokat super kepo ini! Ya, tuan Fernando memang sudah gadun super tuwira dan sudah tidak bisa apa-apa hanya di kursi roda, tentu sudah tidak bisa memuaskan hasrat goyang ranjang nutrisi jiwa Victoria yang sudah separo abad usia tapi masih hot!

Maria sejenak teringat kala itu tante Victoria sedang adu mulut dengan neneknya Tapasya di sebelah rumah, tidak terlalu jelas apa yang diadu mulutin tapi neneknya Tapasya berucap: "Demi Dewa! Dasar wanita tua tidak tau umur, jangan sekali-kali kau dekati lagi Djogi Thakur menantuku karena sama saja kau melukai Divya anakku dan Tapasya cucuku! Bantu kami Dewa, semoga kau sadar Victoria sebelum Teteh Greenpiss dan Jeng Marirah menghujatmu lewat forum gosip! Demi Dewaaaa.. "

Ah sudahlah, Maria malah pusing memikirkan hal itu, karena itu diluar urusannya. Sekarang yang maria fikirkan gimana kalau Luis Fernando percaya dengan aduan Soraya Montenegro itu.
Maria menggambil HP bertenaga surya pagi nya yang masih off, lalu menyalakan HP dengan korek lalu kirim sms ke Luis Fernando, singkat banget : "Say, telpon aku"
Bagi Maria sms terlalu panjang malah ribet, soalnya sering typo. Kalau nelpon nanti kemahalan, secara beda operator dengan Luis Fernando yang pake kartu TeloletSel sedang Maria pake kartu Mentari Pagi.

Jam 12 tepat matahari nangkring diatas kepala...

Luis Fernando datang ke gubug Maria dimana Maria sedang masak oseng-oseng kecipir dicampur kecambah dan irisan torpedo kambing resep yang Maria baca dari Primbon. Ini adalah masakan kesukaan Luis Fernando.

"Maria?" Panggil Luis Fernando

"Luis?oh Luis Fernando, aku ingin bicara banyak hal denganmu Luis Fernando, soal kedatangan Soraya Montenegro De La Vega Montalban, dia itu siapa Luis Fernando, siapaa?"

"Tenang Maria, tenang! Tidak perlu juga menyebutkan nama secara lengkap seperti telenovela aja. Bicara pelan-pelan"
          
aku rapopo yooooooooooooo

Kemudian Luis Fernando mengambil gelas diatas meja yang terdapat banyak tumpukan piring dan gelas yang belum Maria cuci sejak 3 hari lalu setelah acara arisan bareng Rosalinda, Marimar, Marisol, Esmeralda, Oshin, Betty La Fea, Putri Huan Shu dan lain-lain, lalu memberikan ke Maria.

"Minum dulu Mar, kamu terlalu gugup yes?"

"Glek..glek..glek.." Cairan hijau terlihat merosot di balik leher putih nan jenjang Maria.

"Sekarang ceritakan kejadiannya" suara Luis Fernando khas dubber di drama-drama tv gitu, berwibawa dan suaranya sering jadi peran utama untuk dubbing tokoh pria nya.

"Luu..issss.. Ferrnan..dooo..tadi Soorrr...Sooooor...aaa...yaaa.. "

 Maria dan Luis Fernando kaget, saat bicara dari rongga mulut Maria menggeluarkan gelembung-gelembung balon bening,jumlahnya banyak sampai bertebaran di dalam ruangan gubug derita.

"Bleekuthuuuk... Bleeekuthuuuk.. " Suara terdengar dari dalam perut Maria seperti air sabun ditiup pakai sedotan.

Cairan apakah yang sudah Maria minum? Huafakah Luis Fernando sengaja meracuni Maria?
Lalu bagaimanakah perseteruan Victoria vs Charlotta dan konflik antara neneknya Tapasya dengan Victoria??

Lalu terdengarlah lagu rancak pisan :

'Y a mucha honra, Mara la del barrio soy
La que de escuincla qued resola
Y pa' cambiar su suerte.. De su barrio querido se fue, Pa' poder comer

Y a mucha honra .. Mara la del barrio soy, La que chamaca locamente se enamor ... Y por curar dolencias se desquici, Cuando la dej

Mara, Mara la del barrio
No, no llores ms ..Mara, Mara la del barrio .. Por tu amor l regresar

Y a mucha honra ... Mara la del barrio soy, La que seito a su hijo abandon
Y pa' cubrir este pecado ... En su secreto lo convirti ... Seor, perdname Seor '


Salam Drama

- Syahrintul -
Labels:

Post a Comment

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.