Mama sangat berbeda dengan papa yang jauh lebih keras menghadapi anak-anaknya, walau bagaimanapun papa tetaplah seorang papa yang sayang terhadap anaknya, tapi dengan caranya sendiri meyampaikannya. Papa terkadang juga sangat keras memperlakukan mama dan adikku, mungkin itu sudah tabiat papa apalagi sejak papa bangkrut tokonya meninggalkan banyak hutang, papa terjerumus dengan judi dan alkohol sebagai bentuk pelarian dan rasa frustasi.
"Pasti mama sangat senang dengan ini" Pikirku sambil membayangkan nanti sampai rumah memberikan apa yang aku bawa.
"Mama ulang tahun hari ini, nanti Aku beliin hadiah ya? Aku juga mau beliin kue ulang tahun buat mama, trus mama aku beliin baju cheongsam deh, kebetulan hari ini Aku gajian pertama lho Ma" Kataku pagi tadi sebelum berangkat kerja.
"Alah, ngga usah, duitnya kamu simpen aja, buat kebutuhan kamu. Mama seneng liat kamu sudah kerja, artinya kamu sudah tambah dewasa, punya tanggung jawab"
"Tapi sekali-kali ngga apa-apa deh Ma, Aku tuh daridulu cita-cita pengen deh bahagiakan Mama, rayain ulang tahun, besok abis dari kelenteng aku ajak mama jalan-jalan, pokoknya buat mama seneng"
Jalanan sudah mulai sepi, saat motorku melewati sebuah tikungan yang gelap, tiba-tiba ada seseorang memukul punggungku dengan sebuah benda. Aku kehilangan keseimbangan dan motor ambruk ke samping jalan.
Saat Aku berusaha bangkit, orang itu kembali memukulku bertubi-tubi. Aku tetap berusaha melawan, lalu orang itu menghujamkan pisau tepat ke arah ulu hatiku. Tubuhku seketika tercekam rasa kesakitan tiada tara, Aku tersungkur dan tak seberapa lama Aku tak merasakan apa-apa lagi, kesakitan sirna, yang Aku lihat hanyalah cahaya sangat terang menyorot ke arahku.
Ada suatu kekuatan mendorongku melangkah kearah sorot cahaya itu. Aku kian masuk ke arah sana, semakin dekat dan dekat. Kulihat ada sosok berbaju putih tembus cahaya yang berdiri menyambutku disana, disebuah pintu yang bercahaya putih lembut tapi menyilaukan ..... Akupun memasuki pintu itu dan kulihat sebuah pemandangan maha indah, terbentang sebuah taman dipenuhi cahaya berkilau. Dalam rasa takjub itu, aku merasakan tubuhku melayang, masuk ke taman itu tanpa menapakkan tanah, bagaikan kapas tertiup angin nan lembut.
**********
Lukman menuntun motor kedalam rumahnya, ada perasaan puas malam ini Lukman bisa dengan mudah mendapatkan motor hasil merampas. Rencananya uang hasil menjual motor ini untuk membayar hutang, kebetulan ada temannya yang jadi penadah.
"Sudah pulang Pah? Nanti saya buatin kopi ya? Eh, Alung nya mana Pah?" Tanya Lusi yang muncul dari arah sambil membawa baskom isi kue keranjang untuk dibagikan buat tetangga-tetangganya besok yang tidak merayakan imlek.
"Ngga tau Mah, saya aja baru sampe ini. Si Aling sudah tidur?" Tanya Lukman.
"Sudah. Papah bau alkohol, abis minum lagi?"
"Alaaah sudahlah Mah, jangan mulai lagi" Tangkis Lukman sembari masuk kamar dengan langkah sedikit gontai.
"Besok Koh Bun sama Cicik Melani mau dateng, kita bareng ke Kelenteng Pah, jangan sampai Papah bangun kesiangan"
Belum juga Lukman merebahkan tubuhnya di kasur, Lukman mendengar istrinya bicara dari ruang depan.
"Lho, ini motornya Alung, Papah bukannya bareng sama Alung? Ini di motor ada kardus apa Pah? Oh Kue ya? Kok berantakan gini?"
Dari arah kamar, Lukman keluar terburu-buru, matanya tajam menatap motor itu lalu mendekati dan melihat dengan seksama, seketika itu juga Lukman lemas dan menggigil sekujur tubuhnya, lalu jatuh duduk ke lantai.
"Aluuuuuuung!!!!" Teriak Lukman mengejutkan Lusi.
"Kenapa Pah? Ada apa dengan Alung?"
"Alung Mah... Aluuunggg.... Tidaaaaak mungkin! Maafkan papah! Alung maafkan Papah... Papah tidak tahu nak, maafkan Papah.... "
Lukman histeris, wajahnya sampai menempel ke lantai, seperti bersujud. Seluruh tubuhnya terasa dipukul jutaan palu bertubu-tubi tiada ampun, tulang-tulangnya bagai dicabut secara paksa dari ragawi nya yang berlumur dosa. Lantai rumahnya bagaikan terbelah dan ingin rasanya Lukman tertelan ke dalamnya sebagai penebusan kesalahan yang tak pernah bisa terampuni, sampai kapanpun!
Salam Patroli
- Syahrintul -
Post a Comment